Minggu, Maret 18, 2012

Sekolah Jalanan

Menulis lagi, akhirnya.... hehehe... Ya, setelah sekian lama, kangen juga membuat tulisan di lapak yang memiliki nilai historis tak ternilai ini (ehm!). Temanyaaa... yang ringan-ringan saja, di sekitar kita. ;)

Source: http://cobaberbagi.wordpress.com/2010/08/31/lampu-merah-datangkan-rejeki/

Kita tentu tau, semua hal yang ada di sekitar kita bisa dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Tentang apapun, bahkan. Bisa berawal dari hal yang sepele, misalnya saat berhenti di lampu merah. Di saat kita berhenti untuk menunggu lampu menyala hijau, saat ini di tiap lampu hampir semuanya menyediakan count down timer, memberikan kesempatan kepada kita untuk mengamati. Mulai dari kendaraan yang lewat, orang berjalan kaki, pedagang asongan, sampai ke pengamen ala kadarnya itu. Mereka semua asyik dengan dunianya masing-masing. Dan akhirnya cerita itu berhenti begitu saja ketika lampu hijau menyala, kita harus konsentrasi lagi berkendara.

Oiya, belum lama ini kita dihebohkan oleh kemunculan mobil bikinan anak SMK dengan merk Esemka Rajawali (awalnya bernama Kiat Esemka, entah kenapa berubah begitu saja menjadi Esemka Rajawali) yang akan mengikuti uji emisi di BPPT Serpong Jakarta. Kita semua tahu bahwa akhirnya mobil Esemka tidak lolos audisi..eh, uji emisi, dan harus balik lagi ke Solo untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Nah, sejak saat itu, entah kenapa jadi perhatian sekali dengan apa itu uji emisi dan sekitarnya, terutama kondisi kendaraan umum yang lebih banyak gak layak jalan daripada yang mulus-mulus. Bikin deg-degan lah gampangnya kalo kita naik kendaraan umum, terutama bus kota.

Mulai dari knalpot yang menyemburkan asap hitam bak gurita, penggunaan ban vulkanisir, sampai lampu-lampu kendaraan yang fungsinya senin-kamis saja. Dan hal-hal tersebut telah berlangsung bertahun-tahun.

Asap gurita sang moda.

Ban vulkanisir, sapa takut? <<- PD? :p

Semua itu terlihat biasa-biasa saja, sampai terjadi sesuatu dan saling menyalahkan ujungnya. Yaaa... karena hal tersebut udah biasa tadi, segalanya dianggap normal saja. Kita biasanya disuruh banyak doa. Mengerikan sesungguhnya. :) Kalau kita sempet berpikir, hal-hal tersebut siapa sih yang seharusnya memikirkan? Atau berjalan apa adanya saja dengan segala risiko di depan mata? Entahlah, kita sepertinya disuruh untuk mikir hal lain yang ringan dan menyenangkan. Karena toh juga bukan urusan kita. Lho, lha tapi kan itu kendaraan umum? Heheheehe...

Bisa neh ngantor di jalanan ;)

Namun, di antara semua hal yang menyesakkan tadi, ada saja hal yang menyegarkan. Seperti halnya foto di atas. Sambil naik bus itu, kita seperti dimanjakan oleh fasilitas yang ada. Bisa dipastikan perjalanan jadi terasa lebih singkat dan menyenangkan, kalo koneksinya lancar... hihihihihi...

Begitulah, kita akhirnya ditempatkan pada pihak yang mengamati dan mengambil hal yang baik-baik, berpikir sendiri, mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, karena percuma, semua hal yang kita sampaikan ke pihak berwenang lebih banyak yang menguap entah kemana. Anggap saja bagian dari pembelajaran hidup ini, sekolah kehidupan. Ambil baiknya, buang buruknya, walopun tetep ada saja... hehehee... Pengin tau sekolah kehidupan selain di jalan raya? Naiklah KRL, trutama yang kelas ekonomi, bakal banyak hal yang bisa menambah nilai hidup kita dari situ(ehm!). ;)

Salam.