Jumat, Oktober 21, 2005

Penyejuk kalbu

Image hosted by Photobucket.com

Bermain dalam drama seri televisi Dunia Tanpa Koma, Dian Sastrowardoyo (23) mendapat kesempatan menjadi wartawati. Tidak saja ikut mewawancarai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Carlo Tewu, Dian juga ikut rapat redaksi dan melihat bagaimana wartawan stres kalau belum mendapat narasumber. Agar bisa menghayati perannya, Dian mengaku banyak mendapat bimbingan dari Leila Chudori, wartawan Tempo yang membuat skenario drama seri televisi ini.

Dian juga mengaku dapat lebih menghayati sisi-sisi kehidupan pribadi seorang wartawan. Bagaimana ribetnya enggak diongkosin transport, tapi headline-nya harus ok, gimana wartawan enggak brutal ya... , katanya. Artis kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982, ini juga tidak ketinggalan mengalami kisah cinta antarwartawan.

Ditanya mengapa ia menerima tawaran serial televisi setelah selama ini ia dikenal lewat film-film layar lebar, seperti Ada Apa Dengan Cinta? dan Ungu Violet, Dian mengatakan, ia merasa bertanggung jawab dengan industri televisi Indonesia. Kalau kita ingin mutunya lebih baik, ya harus ikut terjun dan berpartisipasi, katanya. (EDN)

Coba simak kembali kalimat terakhirnya, “Kalau kita ingin mutunya baik, ya harus ikut terjun dan berpartisipasi….” Wah, berasa ringan terucap, tapi artinya dalam dan penuh perjuangan. Apalagi diucapkan oleh seorang dek Dian. Sedap.

Akhirnya, harapan untuk mendapatkan (bakal) sebuah tontonan yang menyejukkan mata di televisi lokal akan terwujud. Hmmm….sebuah impian yang lama terpendam.

Sebab, walau kita memiliki hampir 10 stasiun tv, tapi kegiatan saling mengekor program cukup merisaukan selera menonton. Sinetron yang katanya religius namun terbungkus nuansa mistis itu, yang saat ini sedang in dan katanya berating tinggi, kadang membuat muak. Terlalu berlebihan dan juga sering tidak tepat menempatkan gambar dengan materi religinya.

Untung di rumah sudah ada fasilitas tv kabel. Bukan bermaksud sok elit atau apa, tapi itu merupakan sebuah solusi terbaik daripada mata jadi bebal dan perilaku merah. Eh, kebalik yah? Hehehehe….

Mau menuntut program seperti itu ditarik juga tidak bijak. Banyak orang yang bisa hidup dari program itu. Lebih baik kita cari solusi mulai dari diri kita.

Selama ini, yah, cukup lama memang, kalau kita ingin melihat akting seorang Dian Sastro harus merogoh kocek kita untuk Mas 21. Tontonan eksklusif. Kecuali stasiun tv yang kadang menampilkan film Dian dalam kurun waktu yang tidak tentu. Kalau kata Samuel Beckett sih bagaikan menunggu si godot… ^^

Dan yang pasti para rekan wartawan di lapangan akan mendapatkan partner yang lebih menyenangkan dan ramah daripada seorang Andi Mallarangeng sekalipun….hehehehehe….

Mungkin bisa jadi para wartawan yang biasanya di bagian kantor ingin kembali turun ke lapangan. :p

Oke. Berarti nanti kalau sudah tayang akan ada 2 tontonan favorit. Yang pertama penampilan dari grup musik humor Teamlo, dan yang kedua tentu saja drama tv dengan aktris seorang Diandra Paramitha Sastrowardoyo.

Beruntungnya stasiun tv yang mendapatkan hak siarnya. Dijamin ratingnya akan tinggi! Hehehehe….

Oh, iya. Buat yang diujung jalan sana, jangan jealous, yah! ^^v

Note:
Sekadar survey kecil-kecilan, setujukah anda para darah muda jikalau dek Dian main di program televisi??? Tulis 1 jika setuju, tulis 2 jika setuju sekali….hehehehe….nggak ding….tulis 2 jika tidak berkenan. Berikan juga alasannya. Terima kasih!

Salam menyentuh kalbu!

2 comments:

Unknown mengatakan...

wow..postingan yg bagus kang..sedikit mengenang mas lalu

Unknown mengatakan...

nitip link ya ,,makasih