Sabtu, April 08, 2006

Menjadi lebih baik

Huh!”, “Ck!”, “Walah!”, hingga “Duh, biyuuuung!”, mungkin sederet ucapan-ucapan yang sering kita lontarkan. Semua bernada keluh dan kesah akan sesuatu yang mengecewakan atau sesuatu yang gagal kita capai sesuai target kita.

Kemudian kita kadang bisa langsung jatuh (lebih) terpuruk namun juga tidak sedikit yang bisa langsung melupakan kegagalan itu.

Image hosting by Photobucket

Pernah, dulu, ketika sedang berkutat dengan deadline pengumpulan print out revisi skripsi, bermasalah dengan mesin printer. Ketika diburu waktu, printer dan komputer silih berganti mengalami hang. Tanpa sadar berulang kali terucap kata “Ck”* sebagai buntut kekesalan sekaligus keluh kesah waktu yang terbuang percuma.

Saudaraku yang kebetulan berada dalam satu ruangan, seketika langsung menegur dengan keras tentang keluh dan kesahku itu.

Dengan “hanya” melontarkan kata “Ck” sekali saja apalagi berulang kali, akan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Bagi orang lain yang mendengar ternyata akan membuat gusar dan rasa tidak nyaman. Yang pasti orang itu lebih suka mendengar sesuatu yang menyenangkan daripada sebuah celetukan “Ck” tadi, kan?

Selain itu, keluhan seperti itu dapat membuat orang merasa buntu dan bersikap kalah sebelum bertanding. Dan yang pasti tidak menyelesaikan masalah.

Wah, benar juga. Tidak terpikir bahkan terasa sebelumnya akan hal itu. Sepele sepertinya, tapi ternyata memiliki ekses negatif yang cukup nyata. Bahasa gaulnya: punya ekses yang signifikan! ;)

Mulai saat itulah lambat laun celetukan-celetukan "nggak penting" mulai kuhindari. Walau hal itu ternyata tidak gampang. Perlu proses yang lama akan sesuatu yang sudah lama juga kita lakukan. Yap, sebuah proses alamiah.

Dan ternyata untuk bisa mempunyai pikiran positif akan sesuatu hal itu bisa dipelajari atau paling tidak bisa diketahui langkah-langkah agar kita bisa selalu berpikir positif. Seperti yang diperoleh dari situs www.astaga.com kita mungkin bisa mencoba, memahami, bahkan bisa mengajak kepada orang lain untuk mengikuti langkah untuk berpikir postif. Karena semua ini adalah sebuah proses belajar.

Ada 10 poin:

1. Melihat masalah sebagai tantangan. Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia. Ya. Karena dengan segala tantangan itulah hidup menjadi lebih indah.
2. Menikmati hidupnya. Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik. Hal ini mungkin yang membuat setiap pagi menjadi selalu indah dan selalu dinantikan.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide. Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik. Walau menerima saran atau kritik kadang sangat pahit, namun inilah gambaran tentang diri kita dari orang lain.
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak. ‘Memelihara’ pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah. Hal inilah yang kadang tidak kita anggap serius. Namun fakta telah membuktikan! ;)
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya. Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya. Sepakat!
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu. Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif. Untuk para penggemar tayangan infotainment, ini peringatan yang lumayan serius. Demi kebaikan bangsa dan negara. =)
7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan. Pernah dengar pelesetan NATO (No Action Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya. Tuntutan untuk kritis kadang bisa dianggap terlalu banyak alasan. Hati-hati, bos!
8. Menggunakan bahasa positif. Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti “Masalah itu pasti akan terselesaikan” dan “Dia memang berbakat”. Setuju!
9. Menggunakan bahasa (Sekolah Bahasa) tubuh yang positif. Diantaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan “hidup”. Senyum itu ibadah. membuat orang lain tersenyum, akan mendapat pahala juga. Amien.
10. Peduli pada citra diri. Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam. Image. Sesuatu yang sangat penting. Walau tidak bermaksud kepada kita untuk menggunakan "topeng", namun sebagai sebuah penyampaian "diri" sebaik-baiknya di depan orang lain, citra diri baik untuk kita.

Untuk menjadi lebih baik bisa dengan cara belajar. Dan belajar memang akan lebih mudah, menyenangkan, dan bisa jadi candu jika dilakukan secara bersama-sama. So? Belajar, yuk! ^^

Salam!

* bunyinya seperti bunyi binatang cicak.

0 comments: