Yap! Sebentar lagi lebaran tiba. Acara mudik kembali dilakoni. Untuk lebaran tahun ini rencana mudik tanggal 1 November malam, naik kereta api Taksaka.
Hmmmm....jadi berasa kangen gini yah? Hehehehe...maklum, Jogja ditinggal 2 bulan aja rasanya seperti ditinggal 10 tahun. :p
Mungkin ada juga yah teman-teman blogger yang mau mudik atau berkunjung ke Jogja liburan lebaran tahun ini? Kalau iya, mungkin sekelumit info dan gambar berikut bisa memberikan pencerahan, terutama yang sama sekali belum pernah ke Jogja.
Inilah beberapa tempat yang selalu menemani setiap derap langkahku di masa lalu, kini, dan masa yang akan datang.
Foto Tahun 1951.
Foto Tahun 2003.
Foto di atas adalah Plengkung Wijilan. Plengkung ini pada jaman dahulu kala bisa dibilang sebagai salah satu gerbang masuk-keluar beteng Kraton Kasultanan. Pada masa sekarang juga dimanfaatkan sebagai salah satu jalur lalu lintas.
Plengkung ini menghadap utara tepat berada di depan rumahku. Di bagian luar beteng tepatnya. Ada di daerah Yudonegaran. Buat teman-teman yang suka wisata kuliner, jangan sampai lupa tempat ini sebagai patokan. Kenapa???? Karena apabila kita masuk kurang lebih 20 m ke arah selatan melewati plengkung ini, maka kita akan menuju sentra jajan Gudeg khas Jogja. Salah satunya Gudeg Yu Djum yang cukup populer itu.
Alun-alun Utara.
Nah, di sinilah dulu tempat bermain sepak bola dengan teman-teman sekampung tiap sore. Tidak peduli cuaca terik, mendung, ataupun hujan lebat, sepak bola jalan terus. Maklum, sebagai anak kampung, kalo ga main bola ga gaul!! :p
Letaknya juga tidak jauh dari rumahku, sekitar 20 m jalan kaki ke arah barat. Kalo tiap pagi, apalagi hari minggu, favorit utk lari pagi. Suegerrrr lahir batin!
Berciri khas mempunyai pohon beringin dua buah, dan berada tepat di depan Istana Kasultanan Jogjakarta.
Tempat diselenggarakannya pasar malam-perayaan Sekaten tiap tahun. Berhubung tetangga, kalau masuk ke pasar malam selalu gratis! hehehehe...
Masjid Gedhe Kauman.
Untuk teman-teman yang ingin wisata religi ataupun ingin menunaikan ibadah sholat, bisa dilakukan di masjid ini.
Berada di sebelah barat Alun-alun Utara.
Menjadi bagian penting dari perjalanan hidupku karena dulu Taman Kanak-kanak-ku tepat dibelakang masjid ini.
Foto Tahun 1967.
Foto Tahun 2004.
Dulu dikenal sebagai bunderan air mancur (foto atas). Saat ini sering disebut sebagai perempatan Kantor Pos Besar Jogja (foto bawah).
Kenapa air mancurnya dihilangkan? Selain lebih sering menimbulkan lalu-lintas macet, juga karena sering untuk mandi gelandangan dan kungkum* orang gila! hehehehe...
Ditetapkan sebagai titik 0 km untuk wilayah Jogjakarta.
Posisinya sangat vital dan strategis. Berada di antara Jl. Malioboro dan Alun-alun Utara Jogjakarta. Setaralah dengan Bunderan HI yang ada di Jakarta.^^
Foto Tahun 1938.
Foto Tahun 2002.
Inilah yang disebut dengan Stasiun Tugu. Berada tepat di utara Jl. Malioboro. Tempat dimana ujung dari perjalanan kita menuju kota Jogja menggunakan kereta api.
Selain vital, tempat ini cukup melankolis dan selalu menyimpan banyak cerita. Yah, cerita yang selalu datang dan pergi, layaknya deru kereta yang datang dan pergi dari kota Jogja.
Perasaan selalu merasa ringan ketika datang, dan selalu berat ketika meninggalkan.
Itulah beberapa tempat yang bisa menggambarkan kota Jogja secara sekilas. Oh, iya. Kalau sedang berada di Jogja, petunjuk arah angin sangat penting ketika kita menanyakan keberadaan suatu tempat. Hal itu ditunjang dengan tata ruang kota Jogja yang simetris dengan arah utara, timur, selatan, maupun barat.
Oke, selamat menikmati kota Jogja. Semoga membawa kenangan yang indah!
Sumber foto: di klik!
NB: *kungkum=jawa:berendam
Hmmmm....jadi berasa kangen gini yah? Hehehehe...maklum, Jogja ditinggal 2 bulan aja rasanya seperti ditinggal 10 tahun. :p
Mungkin ada juga yah teman-teman blogger yang mau mudik atau berkunjung ke Jogja liburan lebaran tahun ini? Kalau iya, mungkin sekelumit info dan gambar berikut bisa memberikan pencerahan, terutama yang sama sekali belum pernah ke Jogja.
Inilah beberapa tempat yang selalu menemani setiap derap langkahku di masa lalu, kini, dan masa yang akan datang.
Foto Tahun 1951.
Foto Tahun 2003.
Foto di atas adalah Plengkung Wijilan. Plengkung ini pada jaman dahulu kala bisa dibilang sebagai salah satu gerbang masuk-keluar beteng Kraton Kasultanan. Pada masa sekarang juga dimanfaatkan sebagai salah satu jalur lalu lintas.
Plengkung ini menghadap utara tepat berada di depan rumahku. Di bagian luar beteng tepatnya. Ada di daerah Yudonegaran. Buat teman-teman yang suka wisata kuliner, jangan sampai lupa tempat ini sebagai patokan. Kenapa???? Karena apabila kita masuk kurang lebih 20 m ke arah selatan melewati plengkung ini, maka kita akan menuju sentra jajan Gudeg khas Jogja. Salah satunya Gudeg Yu Djum yang cukup populer itu.
Alun-alun Utara.
Nah, di sinilah dulu tempat bermain sepak bola dengan teman-teman sekampung tiap sore. Tidak peduli cuaca terik, mendung, ataupun hujan lebat, sepak bola jalan terus. Maklum, sebagai anak kampung, kalo ga main bola ga gaul!! :p
Letaknya juga tidak jauh dari rumahku, sekitar 20 m jalan kaki ke arah barat. Kalo tiap pagi, apalagi hari minggu, favorit utk lari pagi. Suegerrrr lahir batin!
Berciri khas mempunyai pohon beringin dua buah, dan berada tepat di depan Istana Kasultanan Jogjakarta.
Tempat diselenggarakannya pasar malam-perayaan Sekaten tiap tahun. Berhubung tetangga, kalau masuk ke pasar malam selalu gratis! hehehehe...
Masjid Gedhe Kauman.
Untuk teman-teman yang ingin wisata religi ataupun ingin menunaikan ibadah sholat, bisa dilakukan di masjid ini.
Berada di sebelah barat Alun-alun Utara.
Menjadi bagian penting dari perjalanan hidupku karena dulu Taman Kanak-kanak-ku tepat dibelakang masjid ini.
Foto Tahun 1967.
Foto Tahun 2004.
Dulu dikenal sebagai bunderan air mancur (foto atas). Saat ini sering disebut sebagai perempatan Kantor Pos Besar Jogja (foto bawah).
Kenapa air mancurnya dihilangkan? Selain lebih sering menimbulkan lalu-lintas macet, juga karena sering untuk mandi gelandangan dan kungkum* orang gila! hehehehe...
Ditetapkan sebagai titik 0 km untuk wilayah Jogjakarta.
Posisinya sangat vital dan strategis. Berada di antara Jl. Malioboro dan Alun-alun Utara Jogjakarta. Setaralah dengan Bunderan HI yang ada di Jakarta.^^
Foto Tahun 1938.
Foto Tahun 2002.
Inilah yang disebut dengan Stasiun Tugu. Berada tepat di utara Jl. Malioboro. Tempat dimana ujung dari perjalanan kita menuju kota Jogja menggunakan kereta api.
Selain vital, tempat ini cukup melankolis dan selalu menyimpan banyak cerita. Yah, cerita yang selalu datang dan pergi, layaknya deru kereta yang datang dan pergi dari kota Jogja.
Perasaan selalu merasa ringan ketika datang, dan selalu berat ketika meninggalkan.
Itulah beberapa tempat yang bisa menggambarkan kota Jogja secara sekilas. Oh, iya. Kalau sedang berada di Jogja, petunjuk arah angin sangat penting ketika kita menanyakan keberadaan suatu tempat. Hal itu ditunjang dengan tata ruang kota Jogja yang simetris dengan arah utara, timur, selatan, maupun barat.
Oke, selamat menikmati kota Jogja. Semoga membawa kenangan yang indah!
Sumber foto: di klik!
NB: *kungkum=jawa:berendam