Kalau kita sedang jalan-jalan sendirian di mal atau membuat janji ketemuan paling enak dan nyaman kira-kira di mana? Kalau aku kok paling cocok di toko buku yah. Di samping tidak bengong sendirian kita juga bisa mendapat informasi dengan baca-baca buku atau majalah yang ada.
Sama ketika jaman SMP dulu. Ketika pulang sekolah kita tidak langsung pulang tapi mampir dulu ke sebuah toko buku ternama, sebut saja Toko Buku Je. Ketika itu kita pulang sekolah sekitar pukul 13.30, sambil menunggu sore, kita berombongan menuju toko buku itu. Asyik, ramai-ramai dan kita bisa membaca buku dengan gratis, walau dengan catatan harus membaca sambil berdiri, dilarang keras duduk apalgi lesehan! ^^
Ketika itu ada sebuah momen yang cukup unik dan selalu terkenang. Ketika kita sedang asyik membaca di toko buku itu, tiba-tiba lampu toko padam, sekitar lima menit kemudian lampu hidup lagi. Nah, ketika lampu hidup lagi itulah tiba-tiba ada seorang karyawan yang menggelandang oknum pelajar ke dalam sebuah ruangan.
Usut punya usut ternyata oknum pelajar itu tertangkap basah mencuri buku pas ketika lampu toko tadi padam. Ternyata padamnya lampu tadi disengaja untuk memancing para oknum pengunjung toko yang berniat mencuri. Si oknum pelajar tadi ternyata sudah diamati dan dicurigai sebelumnya. Terjebaklah dia.
Mungkin saat itu penggunaan kamera CCTV belum lumrah. Jadi pengawasan masih secara manual dengan petugas toko yang berjalan hilir mudik dengan ID Card-nya dan menerapkan cara-cara yang cukup unik.
Ada satu hal lagi ketika masa SMP yang cukup mendenyarkan, dimana ada seorang teman punya kebanggaan tersendiri jika dia berhasil mencuri buku di toko tanpa berhasil diketahui oleh pihak keamanan. Ckckckckck…
Lain dulu lain sekarang.
Pada suatu sore yang cerah awal Januari 2006, aku sempat mampir ke sebuah mal di daerah Jakarta Selatan. Dan tujuan utamanya adalah ke toko buku, kebetulan Toko Buku Je juga. Ketika itu memang berniat untuk mencari buku untuk kado ulang tahun. Yap, kado yang paling enak dan tidak membingungkan ketika kita memilih adalah berbentuk buku! Hehehehehe….
Setelah mendapatkan dua buah buku yang dicari, akhirnya aku putuskan melihat-lihat buku lain yang mungkin bisa menambah koleksi. Akhirnya jalan dari satu rak buku ke rak buku yang lainnya. Dari buku-buku novel sampai buku-buku resep masakan. Hihihi…sedaaaap.
Ketika berjalan dari satu rak ke rak yang lain itulah ada sebuah pemandangan yang agak janggal. Lihat gambar 1. Di situ terlihat mas-mas yang sedang membaca buku. Semula terlihat wajar saja. Tidak mulai wajar ketika pandangan matanya penuh selidik, awas, dan mencurigai setiap gerakan yang menjurus ke arah pencurian.
Gambar. 1
Setelah aku lihat dari arah depan, samping, dan belakang, akhirnya aku simpulkan bahwa mas itu adalah petugas toko buku yang biasa disebut dengan pengamanan dalam, dalam hal ini pengamanan yang tidak nampak. Semacam intel gitu lah…
Gambar. 2
Setelah aku sempat berbalas pandang dengan mas itu, dia akhirnya pindah ke rak yang lainnya, masih dengan mata menyelidik dan akting membaca-baca bukunya. Nah, di gambar 2 itulah rak yang kemudian dituju. Kalau mbak-mbak berkaos putih di sebelah kanan itu hanya ketidaksengajaan terpotret, maklum gerakan dibawah sadar. Hehehehe….ya nggak, Mas? :p
Kok aku bisa tahu mas-mas itu intel di toko buku itu? Ya tahu aja. Maklum, dulu waktu sekitar tahun 98-an di kampus banyak intel-intel berkeliaran mengawasi gerakan mahasiswa bahkan ada yang ikut menjadi mahasiswa juga. Jadi ya bisa langsung tahu ciri-cirinya.
Mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa intel kita itu masuk kategori intel Melayu. Dimana seharusnya sebagai intel kita tidak boleh terlihat identitas kita, namun yang terjadi di sini malah para intel itu seakan-akan ingin menunjukkan bahwa dia intel. Contoh kasus, klik ini! ^^v
Mas-mas berbaju putih ini dengan rambut cepak, kaos agak ketatnya, badan agak kekarnya, celana kain hitam dengan paduan sepatu kets-nya terlalu mencolok untuk dikatakan tidak ingin diketahui sebagai tenaga pengamanan.
Eh, lha kok ya kemarin pas hari Sabtu, 25 Februari 2006, aku berjumpa kembali dengan mas-mas intel itu di toko buku yang sama. Saat itu penampilannya beda dengan yang dulu, terutama pakaian yang dikenakan. Karena aku terburu-buru, tidak sempat mengambil gambar mas-mas itu. :)
Btw, aku salut juga dengan pekerjaan mas-mas itu. Capek lho kalau harus berdiri berjam-jam di toko dengan tetap harus menjaga konsentrasi. Jadi, selamat berjumpa lagi deh, mas denganku kalau pas ke toko buku!
Salam!
Sama ketika jaman SMP dulu. Ketika pulang sekolah kita tidak langsung pulang tapi mampir dulu ke sebuah toko buku ternama, sebut saja Toko Buku Je. Ketika itu kita pulang sekolah sekitar pukul 13.30, sambil menunggu sore, kita berombongan menuju toko buku itu. Asyik, ramai-ramai dan kita bisa membaca buku dengan gratis, walau dengan catatan harus membaca sambil berdiri, dilarang keras duduk apalgi lesehan! ^^
Ketika itu ada sebuah momen yang cukup unik dan selalu terkenang. Ketika kita sedang asyik membaca di toko buku itu, tiba-tiba lampu toko padam, sekitar lima menit kemudian lampu hidup lagi. Nah, ketika lampu hidup lagi itulah tiba-tiba ada seorang karyawan yang menggelandang oknum pelajar ke dalam sebuah ruangan.
Usut punya usut ternyata oknum pelajar itu tertangkap basah mencuri buku pas ketika lampu toko tadi padam. Ternyata padamnya lampu tadi disengaja untuk memancing para oknum pengunjung toko yang berniat mencuri. Si oknum pelajar tadi ternyata sudah diamati dan dicurigai sebelumnya. Terjebaklah dia.
Mungkin saat itu penggunaan kamera CCTV belum lumrah. Jadi pengawasan masih secara manual dengan petugas toko yang berjalan hilir mudik dengan ID Card-nya dan menerapkan cara-cara yang cukup unik.
Ada satu hal lagi ketika masa SMP yang cukup mendenyarkan, dimana ada seorang teman punya kebanggaan tersendiri jika dia berhasil mencuri buku di toko tanpa berhasil diketahui oleh pihak keamanan. Ckckckckck…
Lain dulu lain sekarang.
Pada suatu sore yang cerah awal Januari 2006, aku sempat mampir ke sebuah mal di daerah Jakarta Selatan. Dan tujuan utamanya adalah ke toko buku, kebetulan Toko Buku Je juga. Ketika itu memang berniat untuk mencari buku untuk kado ulang tahun. Yap, kado yang paling enak dan tidak membingungkan ketika kita memilih adalah berbentuk buku! Hehehehehe….
Setelah mendapatkan dua buah buku yang dicari, akhirnya aku putuskan melihat-lihat buku lain yang mungkin bisa menambah koleksi. Akhirnya jalan dari satu rak buku ke rak buku yang lainnya. Dari buku-buku novel sampai buku-buku resep masakan. Hihihi…sedaaaap.
Ketika berjalan dari satu rak ke rak yang lain itulah ada sebuah pemandangan yang agak janggal. Lihat gambar 1. Di situ terlihat mas-mas yang sedang membaca buku. Semula terlihat wajar saja. Tidak mulai wajar ketika pandangan matanya penuh selidik, awas, dan mencurigai setiap gerakan yang menjurus ke arah pencurian.
Gambar. 1
Setelah aku lihat dari arah depan, samping, dan belakang, akhirnya aku simpulkan bahwa mas itu adalah petugas toko buku yang biasa disebut dengan pengamanan dalam, dalam hal ini pengamanan yang tidak nampak. Semacam intel gitu lah…
Gambar. 2
Setelah aku sempat berbalas pandang dengan mas itu, dia akhirnya pindah ke rak yang lainnya, masih dengan mata menyelidik dan akting membaca-baca bukunya. Nah, di gambar 2 itulah rak yang kemudian dituju. Kalau mbak-mbak berkaos putih di sebelah kanan itu hanya ketidaksengajaan terpotret, maklum gerakan dibawah sadar. Hehehehe….ya nggak, Mas? :p
Kok aku bisa tahu mas-mas itu intel di toko buku itu? Ya tahu aja. Maklum, dulu waktu sekitar tahun 98-an di kampus banyak intel-intel berkeliaran mengawasi gerakan mahasiswa bahkan ada yang ikut menjadi mahasiswa juga. Jadi ya bisa langsung tahu ciri-cirinya.
Mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa intel kita itu masuk kategori intel Melayu. Dimana seharusnya sebagai intel kita tidak boleh terlihat identitas kita, namun yang terjadi di sini malah para intel itu seakan-akan ingin menunjukkan bahwa dia intel. Contoh kasus, klik ini! ^^v
Mas-mas berbaju putih ini dengan rambut cepak, kaos agak ketatnya, badan agak kekarnya, celana kain hitam dengan paduan sepatu kets-nya terlalu mencolok untuk dikatakan tidak ingin diketahui sebagai tenaga pengamanan.
Eh, lha kok ya kemarin pas hari Sabtu, 25 Februari 2006, aku berjumpa kembali dengan mas-mas intel itu di toko buku yang sama. Saat itu penampilannya beda dengan yang dulu, terutama pakaian yang dikenakan. Karena aku terburu-buru, tidak sempat mengambil gambar mas-mas itu. :)
Btw, aku salut juga dengan pekerjaan mas-mas itu. Capek lho kalau harus berdiri berjam-jam di toko dengan tetap harus menjaga konsentrasi. Jadi, selamat berjumpa lagi deh, mas denganku kalau pas ke toko buku!
Salam!