Karena tv sangat dominan menayangkan segala hal yang terjadi di sekitar kita, bisa jadi media itulah yang paling berjasa dalam membawa tren tersebut. Pernah mendengar istilah jilbab Manohara, sang artis sinetron baru tersebut? Sebagian besar akibat 'dosa' dari tv tersebut. Menyusul kemudian, biasanya tren disebarkan lewat majalah atau tabloid hiburan.
Di luar kebutuhan dari sebuah barang atau gadget tertentu, tren juga dipengaruhi oleh gaya hidup yang sedang ngehit dalam lingkup sosial tertentu. Ketika artis atau selebriti idola kita sedang memakai 'sesuatu' yang sedap dipandang mata, ingin rasanya kita memakainya juga. Walaupun harus berjuang keras mengubah skala prioritas keuangan bulanan. :p
Tren, akhirnya bisa membuat segalanya tampak sama. Lihatlah sekeliling ketika berada di sebuah mal paling yahud. Mulai dari cara berpakaian sampai bersandal pun bisa tampak 'sama'. Tiap wiken, di sebuah mal paling idaman di Jakarta Selatan, trennya kalau dia lelaki matang adalah memakai kaos polo, bercelana 3/4 atau selutut, dan memakai sepatu kulit tak bertali-tak berkaos kaki. Wanitanya memasang tas cangklongnya, memakai rok terusan tak berlengan di atas lutut dipadukan celana lengging (aman :p), dan hal paling memikat: kaca mata Maia. :D
Anak-anaknya? Memakai berbagai varian sandal buaya yang tidak boleh melewati eskalator itu. :p
Hal yang paling unik dan menggemaskan akhir-akhir ini adalah, entah bisa disebut tren atau sebuah kebutuhan, ketika kita janjian ketemuan dan kongkow dengan teman di sebuah kafe. Hal yang terjadi kemudian adalah masing-masing bisa sangat lama menunduk atau melotot ke layar netbook, smartphone, atau BB dibandingkan saling bertukar cerita. Bisa jadi, kemudian mungkin ada sebuah larangan membawa gadget ketika berniat untuk kongkow bareng di kafe.
Begitulah tren. Hal yang akan selalu berganti dan bisa membuat 'sama'. Namun, aku tetap suka yang bisa tampil 'beda' :p
1 comments:
baju yang sedang sampeyan pakai kalo di posting disini barangkali juga bisa menjadi tren mas?
Posting Komentar