Rabu, April 13, 2005

Serpihan hati <-> Best seller

Dinda hanya bisa berdiri terpaku, sambil melemparkan pandangan menembus jendela di depannya, menyadari kenyataan pahit itu, perpisahan. Joko, yang masih dianggap kekasihnya, tanpa sedikit pun memberikan kesempatan untuk mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Kini Joko telah menjadi masa lalunya, pergi begitu saja dengan Anya. Kekasih barunya, bukan kekasih gelapnya lagi. Hiks…

Di tempat lain.

Ketika berjalan keluar dari bilik mesin ATM, Andri tiba-tiba dihadapkan pada sebuah pemandangan yang membuat sekujur tubuhnya bergetar pilu. Aryanty, yang selama ini begitu disayangi dan dicintainya, tengah bergandengan mesra dengan seorang laki-laki yang tidak dikenal. Tepat melintas di hadapannya. Ingin dia berteriak. Namun, luruh oleh redamnya hati. Bingung. Yah, bingunglah yang kini hinggap di hatinya. Baru saja angannya berbunga ketika malam ingin dilalui bersama Aryanty. Namun, kini bumi pun tak terasa terpijak lagi. Hiks…

Apakah Anda pernah mengalami suasana hati seperti Dinda ataupun Andri? Pernahkah mengalami apa yang dinamakan patah hati? Broken heart? Dedhel dhuel? Pasti pernah laaaaa….hehehe….Tidak apa-apa, itu manusiawi. Atau belum pernah sama sekali? Ah, masaaaaa…. (^.^)v

Di sebuah kamar kos di pinggiran kota Jogja, Angga memainkan gitar ditemani oleh Eky, Susilo, dan Ricko, sedang asyik menyanyikan sebuah lagu dari Koes Ploes, yang dinyanyikan kembali dengan sangat apik dan penuh penjiwaan oleh mbak Ruth Sahanaya, Andaikan Kau Datang

Reff:
Andaikan kau datang kembali…
Jawaban apa yang kan ku beri…
Adakah jalan yang kau temui
Untuk kita kembali lagi…

Mereka bernyanyi sambil sesekali tersenyum-senyum penuh arti. Arti kesedihan hati tentu saja. Mereka seperti bersama-sama merasakan apa yang sedang disuarakan oleh seorang Ruth Sahanaya. Penuh penjiwaan.
Begitu dekat dan akrab. Yap, karena perasaan atau kejadian seperti dalam lagu itu lah yang menjadi sebab. Sebab, diantara mereka ada yang sedang patah hati, atau bahkan membayangkan kejadian yang menyayat hati itu. Dramatis.

Di suatu tempat, dari sebuah radio transistor di sebuah kamar kontrakan, terdengar suara seorang penyiar, sedang membacakan sebuah permintaan lagu dari seorang pendengar setianya. Lagu dari Sheila On 7 yang berjudul Berhenti Berharap. Lagu itu dipersembahkan untuk mantan kekasihnya, yang telah memutuskan untuk berpisah karena perbedaan. Perbedaan prinsip.

Dari judulnya saja lagu itu sudah cukup menggambarkan isi lagu. Selain sebagai lagu soundtrack sebuah film layar lebar bertema cinta, lagu itu memang sangat pas untuk jiwa yang sedang dirundung gegar asa. Pahit.


Lagu, sebagai sebuah pengungkapan ekspresi sekaligus karya seni seseorang, dalam hal ini para musisi, telah menjadi sebuah media pengungkapan isi hati atau apresiasi seseorang yang lain, dalam hal ini para pendengar.

Sebuah lagu akan terasa hidup ketika menjadi sesuatu yang menghibur, menyindir, mengaduk-aduk perasaan, atau bahkan seperti menampar pendengarnya.

Demikian juga bagi pendengar, dengan adanya lagu, hidup mereka menjadi lebih berwarna. Timbul beragam warna perasaan. Ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, atau bahkan biru yang penuh cinta.

Dalam ilmu komunikasi di kenal adanya istilah field of experience dan frame of reference. Apa itu? Field of experience, yaitu suatu bidang pengalaman yang pernah kita lalui. Sedangkan frame of reference adalah suatu kerangka referensi atau pegangan yang kita miliki.

Hubungannya dengan lagu? Berikut penjelasannya. Musisi, di sini berperan sebagai Sumber/Source. Lagu sebagai Pesan/Message, dan pendengar berperan sebagai Penerima Pesan/Receiver. Sebuah pesan akan mempunyai makna bagi seorang receiver ketika field of experience dan frame of reference-nya sama dengan source. Ok?

Kembali pada beberapa ilustrasi penuh kesedihan di atas tadi, kita akan melihat kecenderungan sebuah lagu mengharu biru yang selalu bisa begitu dekat dengan pendengar, populer, bahkan bisa menjadi sebuah karya abadi sepanjang masa.

Kita tahu bahwa ada beberapa grup musik di Indonesia yang menciptakan lagu-lagu dengan lirik nggegirisi di albumnya, dan penjualannya meledak di pasaran,

Kita ambil beberapa contoh. Misalnya grup musik Sheila On 7 dengan Berhenti Berharap, Dan, dan juga Sephia-nya. Dewa dengan Pupus, Lagu Cinta, serta Kosong. Peterpan dengan lirik pada lagu Mungkin Nanti, Ada Apa Denganmu, juga Ku Katakan Dengan Indah. Jikustik dengan Maaf-nya. Dan masih banyak yang lainnya.

Lagu-lagu itu bisa dikatakan menjadi motor yang ikut mendongkrak penjualan album mereka. Karena, dua hal yang mendekatkan pada khalayaknya, field of experience dan frame of reference yang sama. Tidak heran apabila angka penjualan sebuah album bisa melewati angka satu juta kopi. Hebat.

Hal tersebut berlaku juga pada musisi solo. Kita lihat album dari Iwan Fals, Glenn Fredly. Rio Febrian, Audy, Titi DJ, atau bahkan Reza Artamevia. Belum lagi yang berjenis lagu dangdut, waaahhh…..Jatuh bangun aku mengejarmu, namun hatimu tak mau mengerti…..Hiks.

Bahkan sebuah karya seni yang kita kenal sebagai film, baik yang ditayangkan di bioskop maupun di televisi, juga tidak ketinggalan memanfaatkan lagu sebagai penambah rasa.

Bila film berkisah tentang kisah yang mengharu biru, lebih terasa merasuk di kalbu ketika diiringi dengan lagu tema yang mengharu biru juga. Tidak lucu lah, misal, film tentang legenda bawang merah-bawang putih, menggunakan theme song dari lagunya grup musik rock Jamrud yang berjudul Putri. Tidak match. Ora nyambung.

Anda mungkin saat ini tiba-tiba melamun sambil mengingat lagu nggrantes dan peristiwa yang mengiringinya. Tidak masalah. Hidup itu memang tidak terasa indah jika hanya manis saja, perlu rasa pahit juga untuk mewarnainya. Walau tetap satu yang terasa tidak nyaman, ya pahit itu! Hehehe…

Oke. Sebagai penutup, marilah sama-sama kita menyanyikan sebuah lagu, yang saat ini sedang hit di kantorku, Andaikan Kau Datang (by Ruth Sahanaya, taken from Salute to Koes Ploes/Bersaudara Album):

terlalu indah di lupakan
terlalu sedih di kenangkan
setelah aku jauh berjalan
dan kau ku tinggalkan
*
betapa hatiku bersedih
mengenang kasih dan sayangmu
setulus pesanmu
kepadaku
engkau kan menunggu

andaikan kau datang kembali...
jawaban apa yang kan kuberi...
adakah jalan yang kau temui
untuk kita kembali lagi
**
bersinarlah bulan purnama
seindah serta tulus cintanya
bersinarlah terus sampai nanti
lagu ini ku akhiri


- l'amour nous maintiendra vivants –

Ciputat, 13 April 2005

0 comments: