Rabu, Juni 29, 2005

SMS

Image hosted by Photobucket.com

Tepat pukul 09:53:41 pagi tadi, tiba-tiba aku menerima sms. Sebuah sms yang selama ini masih simpang-siur kebenarannya. Berikut petikan smsnya:

STOP penyalahgunaan dan kejahatan narkoba SEKARANG. Mari kita selamatkan dan bangun bangsa kita, menjadi bangsa yang sehat, cerdas, dan maju. PRESIDEN RI.

Yap. Sebuah sms yang dikirim oleh presiden kita yang terhormat untuk mengingatkan kepada masyarakat dan juga rakyatnya (terutama yang punya hp) tentang bahaya dan juga kerugian jika kita mengkonsumsi narkoba.

Sebagai suatu tindakan oleh pimpinan negara yang termasuk baru dan agak nyleneh, pikiranku langsung menebak-nebak, ada apa dibalik semua ini? Mengapa presiden masih perlu juga koar-koar tentang hal itu, via sms lagi. Di dalam situasi yang seperti ini, tidak tepat rasanya hal itu dilakukan.

Narkoba. Narkotika dan obat-obat terlarang. Suatu benda yang apabila digunakan dengan tidak tepat dan sesuai dosis akan menyebabkan tubuh kita mengalami penurunan kualitas kesehatan yang drastis. Belum lagi imbas pada keuangan kita. Parah lah akibatnya.

Namun, kalau boleh teliti lagi, bukankah kejahatan atau konsumsi narkoba itu adalah sebuah tindakan individual, atas kesadaran sendiri. Apakah ingin dilakukan atau pun sebaliknya ingin dijauhi adalah sepenuhnya urusan diri masing-masing. Kenapa kita masih juga melihat tindakan yang tidak bermanfaat dan lebih bersifat lipstik, untuk wangun-wangunan dan ingin populer saja?

Lihat saja di “sekitar” kita saat ini. Di daerah A ada wabah muntaber. Di daerah B terjangkit polio dalam jumlah dan akibat yang mengerikan. Belum lagi masalah busung lapar, yang ternyata, tidak sedikit penderitanya. Sekitar 8000 anak penderita busung lapar, berada di daerah Jakarta.

Wabah dan penyakit itu semua lambat ditangani dengan salah satu alasan, kurangnya dana untuk masalah tersebut. Benarkah? Coba lihat kalkulasi sederhana, yang murid SD pun pasti bisa menjawabnya.

Jika kita hitung sms yang dikirim pak presiden itu, maka kita akan mendapatkan gambaran sekilas biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas kirim-kirim sms itu:
Misal, dengan perhitungan minim, contoh pada perhitungan dari kartu Mentari saja, yang ditaksir berjumlah sekitar 3 juta orang. Jika kita satu kali mengirim sms dikenakan biaya 350 rupiah, maka biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah Rp 1.050.000.000,-

Bayangkan saja, Rp 1.050.000.000,-! Bisa dipastikan bahwa untuk menanggulangi beberapa wabah yang menghebohkan itu ditambah dengan perbaikan sarana kebersihan masyarakat dan juga MCK, dana itu lebih dari cukup.

Tapi apa yang terjadi sekarang? Masyarakat sekali lagi tidak diberi kesempatan berbagi dengan kebijakan pemerintah yang sebenarnya menyangkut harkat hidup masyarakat luas juga. Semuanya berjalan sendirian saja. Tiba-tiba saja muncul kebijakan, dan selama ini lebih banyak yang kontroversial.

Tidak salah sebenarnya usaha kampanye anti narkoba oleh pak presiden itu. Tapi melihat kondisi dan situasi, sangatlah tidak etis dan elok lah ditengah deraan masyarakat oleh wabah-wabah itu, masih ada penggunaan dana yang notabene dari masyarakat juga, digunakan tidak sesuai peruntukan dan timing yang salah. Sayang, yah?

0 comments: