Harap-harap cemas...
Foto: detik.com
Ketika pertiwi belum hilang bersedih dari berbagai deraan musibah, kembali kita dihadapkan pada sebuah situasi yang membuat kita kelu. Kenaikan harga BBM.
Terungkap bahwa kenaikan terjadi demi sebuah pengurangan subsidi BBM bagi kemaslahatan yang lebih luas dan banyak. Menarik dan mengharukan.
Di lain pihak terjadi di depan mata sebuah tindakan penimbunan dan tindakan gila dengan menyedot pipa minyak Pertamina oleh orang Pertamina sendiri secara ilegal. Sekali lagi, ilegal! Dan tiap tahun orang itu bisa mengeruk hampir 1 triliun lebih, secara ilegal. Hebat, kan????
Lihat di internet, baca di koran, menyaksikan di tv, semua orang mengantri BBM demi harga yang lebih murah sebelum tanggal 1 Oktober, batas mulainya kenaikan harga terbaru.
Tua, muda, kakek, nenek, semua ikut dengan segala macam wadah demi setetes yang begitu berharga. Ya, setiap tetes akan terasa sekali sebagai hitungan rupiah untuk situasi saat ini.
Ah, jadi penasaran. Akhirnya siang ini aku nimbrung antri BBM di SPBU. Wah, panjang juga yang ikut antrian.
Semua wajah yang terlihat dari deretan antrian menampakkan wajah yang harap-harap cemas. Cemas akan kehabisan stok BBM. Tak banyak yang bercakap. Tentu lain dengan yang selesai dilayani, wajah lega terpancar. Seperti saat menunggu kelahiran bayi. Yah, seperti itulah.
Tak lama kemudian, SPBU ditutup karena (katanya) stok habis. Wah, beruntung juga aku ikut masuk antrian yang kebagian. Yah, semoga bukan katanya, karena yang menjerit (hatinya) di luar sana masih banyak. Indikator bensin sudah limit, mau didorong kok ya mobil. Kalau sepeda onthel mah, ayo!
Begitulah. Semua meradang! Nelayan meradang! Ibu-ibu meradang!
Segala teori dan logika ekonomi para menteri demi kenaikan harga BBM tidak digubris (rakyat)! Mereka hanya tahu harga BBM telah naik dan merekalah yang harus terbebani. Geram.
Rencana pengumuman kenaikan harga BBM sekitar pukul 10 malam pada tanggal 30 September 2005. Wah, tanggal itu....historis....hehehehehe...ngerti laaaaaahh... ^^v
Dulu kala ketika BBM naik, rakyat sebelumnya juga meradang, namun luruh lagi. Apakah besok juga akan begitu? Rakyat akhirnya akan menerima (pasrah) dengan kenaikan nanti? Hmmmm....cukup tabah dan sabar juga ya kita ini sebagai warga negara dan bangsa. Atau nrimo????
Hebat deh kalau begitu. Karena kita kemudian tidak terjebak dan hanyut dalam situasi yang chaos dan rusuh. Salut.
....nyak! minyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk!!!
0 comments:
Posting Komentar